HASIL MUSYAWARAH KITAB MINGGUAN SANTRI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG
FASAL TAHARAH ( SESUCI )
المياه التي يجوز بها التطهير سبع مياه ماء السماء وماء البحر وماء النهر وماء البئر وماء العين وماء الثلج وماء البرد ثم المياه على أربعة أقسام طاهر مطهر، مكروه وهو الماء المشمس وطاهر غير مطهر وهو الماء المستعمل والمتغير بما خالطه من الطاهرات وماء نجس وهو الذي حلت فيه نجاسة وهو دون القلتين أو كان قلتين فتغير والقلتان خمسمائة رطل بغدادي تقريبا في الأصح.
Artinya:Macam-macam Air Air yang dapat dibuat untuk bersuci ada 7 (tujuh) yaitu air hujan (langit), air laut, air sungai, air sumur, air sumber (mata air), air salju, air embun. Jenis air ada 4 (empat) yaitu (a) air suci dan mensucikan; (b) air yang makruh yaitu air panas; (c) air suci tapi tidak meyucikan yaitu air mustakmal dan air yang air berubah karena kecampuran perkara suci; (d) air najis yaitu (i) air kurang 2 qullah yang terkena najis atau (ii) air mencapai 2 qullah terkena najis dan berubah. Adapun ukuran 1 qullah adalah 500 (lima ratus) kati baghdad menurut pendapat yang paling sahih.
Sumber : Terjemah Matan Fathul Qorib
TANYA SANTRI
1. Apa yang dimaksud air barad ?
JAWAB : Perbedaan الندى (air embun) dan ماء البرد dalam Pandangan Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani
Dalam Qut al-Habib al-Gharib Tausyih ‘ala Fath al-Qarib al-Mujib (Penerbit Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah), hal. 17, Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani mengategorikan الندى (air embun) sebagai salah satu dari dua jenis ماء السماء (air yang turun dari langit) selain air hujan. Pengertian الندى (air embun) menurut beliau adalah: والثاني الندى وهو الذي ينزل من آخر الليل ويقع على الزرع والحشيش الأخضر “Jenis kedua (dari air yang turun dari langit) adalah embun. Ia adalah air yang turun di akhir malam dan jatuh pada tanaman dan rerumputan hijau.” Sedangkan mengenai ماء البرد, beliau menjelaskan: وهو النازل من السماء جامدا كالملح ثم ينماع على الأرض كما يوجد في مكة “Ia adalah air yang turun dari langit dalam keadaan membeku seperti garam kemudian mencair di atas permukaan bumi sebagaimana yang ada di Makkah.” Tampak jelas dalam penjelasan Syekh Nawawi al-Bantani bahwa yang dimaksud ماء البرد bukanlah air embun.البرد lebih tepat jika diartikan hujan es atau es yang berbentuk seperti kerikil yang turun dari langit. Dan yang bisa digunakan untuk bersuci adalah ماء البرد , yakni setelah البرد tersebut mencair menjadi air.
KESIMPULAN
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/100505/fiqih-thaharah-tepatkah-maul-barad-diartikan-air-embun
QORI* : AHMAD KHOIRUL ANAM
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan ini merupakan program mingguan pengurus Musyawarah asrama SMK yang bertakhasshus (khusus) mengkaji Kitab Fiqih karangan Ulama’ kondang Al Qodhi Abi Syuja’ Ahmad Bin Husain Al Ashfihani, yang telah masyhur dengan Kitab Matan Al Ghoyah Wa At Taqrib didampingi dengan kitab-kitab fiqih klasik lainya sebagai rujukan dari setiap pembahasan yang ada.
Untuk menambah wawasan serta memperdalam faham Kitab Kuning dan hukum-hukum fiqih.
Untuk menambah wawasan serta memperdalam faham Kitab Kuning dan hukum-hukum fiqih.
Komentar